Program Kartu Prakerja Bantu Purna PMI Kembali Bekerja

Artikel Insight


Program Kartu Prakerja Bantu Purna PMI Kembali Bekerja

Insight Kartu Prakerja 20 April 2022 4 Menit Baca
Program Kartu Prakerja Bantu Purna PMI Kembali Bekerja

Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja mengucapkan Selamat Hari Migran Internasional pada 18 Desember 2021.

“Semoga kehadiran Kartu Prakerja dapat terus dirasakan manfaatnya oleh Purna Pekerja Migran Indonesia,” kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Purbasari.

Majelis Umum PBB menetapkan 18 Desember menjadi Hari Migran Internasional. Penetapan tanggal tersebut mengadopsi Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak Semua Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya (A/RES/45/158) yang dirilis 18 Desember 1990.

Tema peringatan Hari Migran Internasional untuk tahun 2021 yaitu ‘Memanfaatkan Potensi Mobilitas Manusia’. Tema ini menyoroti berbagai kontribusi yang dapat diberikan para migran di seluruh dunia.

Terpaan pandemi menyebabkan perubahan besar di berbagai aspek kehidupan. Termasuk dalam sektor ketenagakerjaan, khususnya penempatan Pekerja Migran Indonesia di luar negeri.

Sebelumnya, dalam lima tahun terakhir, pemerintah mencatat penempatan PMI mencapai rata-rata 234 ribu orang per tahun. Rata-rata remitansi, transfer uang yang dilakukan pekerja asing ke negara asalnya, dari 2015 hingga 2019 mencapai USD9,8 miliar per tahun.

Datangnya Covid-19 berdampak pada penurunan jumlah penempatan PMI pada tahun 2020 hingga 59 persen. Begitu pula dalam hal remitansi, terjadi penurunan 17,5 persen jika dibandingkan tahun 2019.

Merespon situasi sulit akibat kecilnya penempatan PMI di luar negeri, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memberikan perlindungan bagi PMI dan keluarganya. Salah satunya yakni peningkatan keterampilan masyarakat melalui Program Kartu Prakerja, khususnya di daerah yang menjadi kantong Pekerja Migran Indonesia. Baik sebagai cara untuk meningkatkan peluang bekerja di luar negeri bagi Calon PMI maupun upaya mencari pekerjaan baru di negeri sendiri bagi PMI yang dipulangkan atau Purna PMI.

“Survei Evaluasi Kartu Prakerja 2020 dan 2021 memperlihatkan bahwa penerima Kartu Prakerja yang berstatus sebagai Purna PMI sebanyak 2,9% dari total penerima. Dari prosentase tersebut, sebagai 45% adalah perempuan,” kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Purbasari. Sebagaimana diketahui, pada dua tahun pertama pelaksanaan program, Kartu Prakerja menjaring 11,4 juta penerima manfaat.

Dari survei tersebut juga diketahui bahwa 51% Purna PMI yang menerima Kartu Prakerja mengalami perubahan status keberjaan dari sebelumnya menganggur menjadi bekerja (21%) dan berwirausaha (30%).

Program Kartu Prakerja pun mereka nilai bermanfaat dengan 98% mengatakan Kartu Prakerja meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan softskill, 95% menyatakan Kartu Prakerja meningkatkan daya saing, dan 95% menyatakan Kartu Prakerja mendorong kewirausahaan.

Denni menerangkan, lima kategori pelatihan yang paling diminati para Purna PMI yakni pelatihan bertopik penjualan dan pemasaran (berjualan di sosial media, pemasaran jasa perbankan), makanan dan minuman (teknik memasak, usaha kedai kopi, mengolah makanan sehat), gaya hidup (tata rias, usaha kecantikan, teknik menjahit), manajemen (metode pembayaran, menetapkan harga produk, bisnis rumahan), serta bahasa asing (pelatihan bahasa Inggris untuk wawancara atau presentasi).

“Ada ratusan jenis pelatihan disediakan oleh hampir 200 lembaga pelatihan di ekosistem Kartu Prakerja yang secara khusus bisa menyiapkan para Purna PMI untuk menjadi customer service, nanny atau pengasuh bayi, dan juga jenis-jenis pekerjaan maupun sektor wirausaha lainnya,” jelas Denni.

Manfaat menjadi penerima Kartu Prakerja salah satunya dirasakan Anggi Sihanjaya, 31 tahun, yang juga Purna PMI. Sebelum bergabung dengan Kartu Prakerja Gelombang 8, Anggi bekerja sebagai kru pramusaji di kapal pesiar berbendera Yunani yang berbasis di Amerika Serikat. Pekerjaan ini membawanya ke lima benua dan memberi banyak pengalaman. Ketika terjadi pandemi, Anggi kembali ke Indonesia dan batal berlayar.

“Begitu diterima Kartu Prakerja, saya mengambil kelas Bahasa Inggris untuk menajamkan kemampuan, sembari menanti kesempatan bekerja keliling dunia lagi. Selain itu, saya juga mengambil pelatihan ‘Social Media Marketing’ untuk lebih memahami tren pemasaran masa kini,” ungkapnya.

Anggi bersyukur kini bisa kembali bekerja sebagai tenaga marketing di perusahaan properti. Ilmu marketing dan penjualan yang didapatnya dari pelatihan Program Kartu Prakerja digunakan untuk memasarkan properti melalui media sosial. Karirnya melejit, Anggi pun dipercaya perusahaannya untuk memimpin salah satu unit penjualan properti.

Pada pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), menyampaikan bahwa berdasarkan data tahun 2020, hampir 120 ribu PMI telah memanfaatkan Program Kartu Prakerja.

“Selain memberikan pelatihan untuk calon PMI, BP2MI dan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja juga telah melakukan diskusi terkait fasilitasi pemberian pelatihan bagi Purna PMI dengan membuka 92 titik layanan pendampingan di seluruh Indonesia,” kata Kepala BP2MI Benny Rhamdani.

Layanan pendampingan ini diharapkan dapat mendorong Purna PMI untuk mengakses Program Kartu Prakerja, sehingga Purna PMI dapat memperoleh pelatihan untuk skilling, reskilling, maupun upskilling.

“Pelatihan dari lembaga-lembaga pelatihan di ekosistem Kartu Prakerja membantu mereka untuk mendapat pekerjaan baru di Indonesia serta menjaga produktivitas agar tidak jatuh menjadi pengangguran setelah kepulangan dari negara penempatan,” kata Benny.

Banner image laporan 2023