Prakerja Berkontribusi dalam Konferensi Regional di Vietnam untuk Pendidikan Inklusif

Artikel Acara


Prakerja Berkontribusi dalam Konferensi Regional di Vietnam untuk Pendidikan Inklusif

Acara Kartu Prakerja 10 Desember 2024 3 Menit Baca
Prakerja Berkontribusi dalam Konferensi Regional di Vietnam untuk Pendidikan Inklusif

Pada 21–22 November 2024, Prakerja menghadiri konferensi regional bertema “Memfasilitasi Akses yang Setara kepada Pendidikan Keterampilan, Kejuruan, dan Transversal bagi Anak dan Remaja Putus Sekolah” yang diselenggarakan di Cao Lanh City, Vietnam. Acara ini mempertemukan para pemangku kepentingan dari berbagai negara seperti Indonesia, Vietnam, dan Thailand, serta organisasi internasional seperti UNESCO. Konferensi ini bertujuan untuk berbagi pengalaman, strategi, dan praktik terbaik dalam upaya menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Kontribusi Indonesia dalam Mendorong Pendidikan Setara

Delegasi Indonesia memberikan kontribusi penting dalam forum ini, dengan memaparkan berbagai inisiatif dan hasil program yang telah dilakukan untuk mendukung pendidikan anak dan remaja putus sekolah.

Dwina M. Putri, Direktur KPPE PMO Kartu Prakerja, berbagi pengalaman tentang bagaimana Prakerja berhasil menciptakan pelatihan vokasional yang menjangkau banyak peserta di Indonesia. Dalam salah satu sesi diskusi, Dwina juga memberikan pandangan strategis terkait pengelolaan program pelatihan dalam skala besar.

Sementara itu, Muhammad Fandy Sarjono dari IBU Foundation menyampaikan pendekatan berbasis komunitas dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak dan remaja yang tidak lagi mengenyam pendidikan formal. Meidhi Alkibzi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyoroti pentingnya kebijakan yang mendukung keterampilan vokasional sebagai alat untuk membantu kelompok rentan terhubung ke pasar kerja.

Belajar dari Negara Lain

Pembicara dari Vietnam, seperti Dr. Pham Quang Huy, Rektor Dong Thap Community College, memaparkan hasil signifikan dari pelaksanaan proyek di Provinsi Dong Thap, termasuk keberhasilan melibatkan pemuda lokal dalam pelatihan keterampilan vokasional. Mr. Tran Quang Vinh, Direktur Ba Ria – Vung Tau Union Centre, membahas praktik serupa di provinsinya, yang berfokus pada integrasi pendidikan formal dan nonformal untuk populasi rentan. Sementara itu, Mr. Huynh Van Be, Presiden Governing Board Ngoc Yen Agricultural Food Production, menyoroti peran sektor industri dalam menciptakan peluang bagi Anak dan Remaja Putus Sekolah ini.

Dari Thailand, Mr. Yothin Sommanonont, Direktur Divisi Strategi dan Perencanaan di Kementerian Pendidikan, mempresentasikan strategi pembelajaran seumur hidup untuk menjangkau Anak dan Remaja PUtus Sekolah ini. Ms. Jullada Meejul dari Thailand Professional Qualifications Institute turut memberikan wawasan tentang pentingnya keterampilan kewirausahaan sebagai bagian dari pelatihan transversal. Selain itu, Ms. Ajirapa Pradit, anggota Komite Kota Pembelajar Chiang Mai, berbagi pendekatan strategis untuk pengembangan kota pembelajar dengan fokus pada kesetaraan dan inklusif.

Fokus pada Kolaborasi Lintas Sektor

Diskusi pada konferensi ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat. Tiga poin utama yang menjadi perhatian adalah:

  1. Pengembangan keterampilan kewirausahaan kecil untuk membantu individu memulai usaha mandiri.
  2. Penyesuaian pelatihan vokasional dengan kebutuhan industri agar peserta siap kerja.
  3. Peningkatan keterampilan transversal yang membantu meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Harapan untuk Pendidikan Inklusif yang Lebih Baik

Melalui forum ini, delegasi Indonesia dan peserta lainnya berkomitmen untuk terus mendorong terciptanya sistem pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan. Konferensi ini menjadi langkah awal untuk memperkuat sinergi antarnegara dalam mengatasi tantangan pendidikan, terutama bagi anak dan remaja yang tidak memiliki akses ke pendidikan formal.

Dengan keterlibatan Program Kartu Prakerja, Indonesia membuktikan komitmennya dalam mendukung kesetaraan pendidikan melalui inovasi dan kolaborasi strategis. Harapannya, upaya ini dapat memperkuat pembangunan masyarakat pembelajar yang inklusif di Asia Tenggara.

 

Banner image laporan 2023