Kuliah Perdana Magister Ekonomi Terapan Universitas Padjadjaran: Kartu Prakerja Diharapkan Jadi ‘Legacy’ Pemerintah Tingkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia
Artikel Acara
Kuliah Perdana Magister Ekonomi Terapan Universitas Padjadjaran: Kartu Prakerja Diharapkan Jadi ‘Legacy’ Pemerintah Tingkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia
Sebuah program pemerintah hanya bisa berlanjut kalau program itu memenuhi dua syarat. Pertama, program tersebut benar-benar ‘meaningful’ atau bermanfaat bagi rakyat. Dan kedua, program itu diputuskan secara politik untuk dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya.
Pernyataan ini disampaikan Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Progam Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari saat menjawab pertanyaan tentang sustainabilitas Program Kartu Prakerja dalam Kuliah Perdana Magister Ekonomi Terapan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran bertema ‘Peran Kartu Prakerja dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional’, Jumat, 3 September 2021.
“Program Kartu Prakerja yang substansinya adalah beasiswa pelatihan vokasi atau pelatihan praktis merupakan janji kampanye Presiden Joko Widodo. Harapannya, tentu setelah periode Presiden Jokowi berakhir, program ini dapat dilanjutkan secara terus-menerus sebagai ‘legacy’ pemerintah sekarang dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia untuk Indonesia Maju,” kata Denni Purbasari.
Hingga saat ini, Program Kartu Prakerja sudah menjangkau 9,88 juta orang penerima manfaat yang tersebar di 514 kabupaten/kota di 34 provinsi.
“Program Kartu Prakerja inklusif, menjangkau semua kalangan dari difabel, Purna Pekerja Migran Indonesia, perempuan dan daerah tertinggal. Mayoritas penerimanya adalah mereka yang menganggur, muda dan relatif terdidik,” urai Denni.
Terkait manfaat nyata Program Kartu Prakerja, Denni menyodorkan fakta berbagai survei, baik Survei Evaluasi yang dilakukan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja maupun dari berbagai lembaga independen dalam dan luar negeri, seperti BPS, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), CSIS, Cyrus Network, LPEM FE UI, Bank Dunia hingga Ipsos.
Survei Evaluasi Manajemen Pelaksana dan Cyrus Network menyatakan bahwa Program Kartu Prakerja memberikan pengalaman serta menumbuhkan sikap positif bagi pesertanya. Sementara itu, Survei Cyrus Network, TNP2K, Sakernas BPS dan CSIS mengungkap bahwa Program Kartu Prakerja meningkatkan kompetensi untuk kerja/wirausaha untuk penerimanya.
Program Kartu Prakerja juga terbukti mengakselerasi inklusi keuangan, mendukung daya beli, serta membantu usaha mikro dan kecil.
“Penelitian LPEM Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun ini menunjukkan bahwa Kartu Prakerja mampu mengurangi rasa cemas, sedih, dan amarah yang dirasakan oleh penerima program akibat pandemi Covid-19,” kata doktor ekonomi lulusan University of Colorado at Boulder, Amerika Serikat, itu.
Pencapaian besar juga didapat lewat apresiasi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyampaikan bahwa Program Kartu Prakerja menjadi contoh best practice dalam mengelola suatu program besar dengan lingkup 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia dengan meminimalisir banyak persoalan. Atas penilaian itu, Kartu Prakerja direkomendasikan KPK dapat menjadi pilot project bagi program-program lainnya.
Yang terbaru, Ipsos, sebuah lembaga riset global dari Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa dari berbagai program bantuan yang diberikan pemerintah, Program Kartu Prakerja adalah program yang paling banyak diterima masyarakat dan paling dianggap bermanfaat.
Di depan lebih dari 220 mahasiswa yang hadir secara virtual, Denni Purbasari menjelaskan kondisi ketenagakerjaan Indonesia. Dengan 135 juta jumlah angkatan kerja saat ini, Indonesia memiliki dua tantangan utama ketenagakerjaan, yakni rendahnya jumlah lapangan kerja, serta minimnya produktivitas, yang salah satunya disebabkan oleh adanya skill gap.
Data BPS menyebutkan, dari 135 juta angkatan kerja itu, 90 persen di antaranya belum pernah mengikuti pelatihan bersertifikat. Demikian pula profil 7 juta jumlah pengangguran kita, 91 persen di antaranya belum pernah mengikuti pelatihan bersertifikat.
“Sayangnya, baik perusahaan maupun pekerja kita cenderung tak peduli dengan skilling, upskilling, dan reskilling sebagai upaya peningkatan kualitas angkatan kerja,” jelas Deputi Ekonomi Kepala Staf Kepresidenan 2015-2020 ini.
Pada situasi seperti inilah, pelatihan-pelatihan dalam ekosistem Program Kartu Prakerja hadir untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja kita, baik untuk pencari kerja, pekerja/buruh yang terkena PHK, pekerja/buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi kerja, serta juga bagi pelaku usaha mikro dan kecil.
“Penerima Kartu Prakerja memiliki kebebasan untuk memilih pelatihan sesuai minat, bakat, dan kebutuhannya. Baik pelatihan hardskill, maupun softskill. Keduanya dibutuhkan sebagai bekal menghadapi persaingan keras di pasar kerja saat ini,” kata Denni.
Saat ini, pelatihan di yang banyak diminati antara lain dari sektor teknologi informasi, penjualan dan pemasaran, bahasa, perkantoran, sosial dan perilaku, gaya hidup, makanan dan minuman, pertanian, keuangan, manajemen, dan teknik.
Kepada para mahasiswa program S-2 Ekonomi Terapan, Denni Purbasari yang juga menjadi dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada berpesan bahwa teori yang dipelajari saat kuliah sangat berguna. Dalam paparannya, Denni menyebutkan banyak sekali dasar-dasar ilmu ekonomi yang diaplikasikan dalam Program Kartu Prakerja.
Peraih beasiswa beasiswa Fulbright untuk studi master di University of Illinois at Urbana Champaign ini meminta mahasiswa agar menguasai statistik, ekonometri, dan hal-hal diluar itu yang terkait seperti Phyton, Tableau, dan SQL.
“Data adalah aset karena memuat informasi berharga. Data hanya bisa di-capture dengan penggunaan teknologi. Dunia selalu berubah, jangan berhenti belajar. Harus berkolaborasi, lintas bidang, maupun lintas generasi. Dan itu butuh kerendahan hati,” kata Denni Purbasari memotivasi.
Memberi sambutan pada kuliah perdana ini, Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Maman Setiawan mengapresiasi keputusan pemerintah atas implementasi Program Kartu Prakerja yang dinilai mampu menjaga momentum pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
“Keberhasilan Program Kartu Prakerja dalam upaya mendorong pemulihan ini harus terus dilanjutkan, karena penciptaan lapangan kerja belum kembali seperti sebelum terjadinya pandemi, bahkan sektor yang menyerap tenaga kerja di industri manufaktur masih relatif kecil,” kata Maman Setiawan.
Lebih jauh, Ketua Program Studi, Bayu Kharisma maupun peneliti CEDS Unpad Martin Siyaranamual yang menjadi moderator acara menyampaikan apresiasi atas kuliah umum yang dianggap mampu menjembatani antara teori dan praktik.
“Kecintaan dan pemahaman Ibu Denni terhadap Ilmu Ekonomi tampak jelas dari begitu banyaknya aspek dari Program Kartu Prakerja yang sebenarnya berpijak dari teori-teori dasar Ilmu Ekonomi. Ini mengingatkan kita semua bahwa teori itu penting dan relevan jika kita betul-betul memahaminya,” pungkas Martin.
Artikel dengan kategori Acara
Prakerja Bahas Keterampilan Masa Depan di Future Leaders Summit
28 Des 2024 2 Menit BacaPrakerja Dorong Peningkatan Produktivitas Angkatan Kerja sebagai Prioritas Nasional
11 Des 2024 4 Menit BacaPrakerja Berkontribusi dalam Konferensi Regional di Vietnam untuk Pendidikan Inklusif
10 Des 2024 3 Menit BacaPrakerja Hadiri Penganugerahan Wenhui Award 2022 di Tianjin RRT
09 Des 2024 3 Menit BacaPrakerja di GovInsider Live Indonesia 2024: Mengupas Sinergi Digital untuk Masa Depan Indonesia
19 Nov 2024 3 Menit Baca