Menkes: Investasi Pendidikan dan Kesehatan Kunci Negara Berpendapatan Tinggi
Artikel Acara
Menkes: Investasi Pendidikan dan Kesehatan Kunci Negara Berpendapatan Tinggi
Jakarta, 31 Juli 2023 – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa investasi di bidang pendidikan dan kesehatan merupakan kunci utama negara dalam meraih pendapatan tinggi bagi setiap penduduknya.
Pemaparan ini diberikan Heru saat membuka hari ke-2 Annual Conference on Indonesian Economic Development (ACIED) 2024 di Gedung BJ Habibie, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jakarta Pusat pada Rabu, 31 Juli 2024.
Dalam tema acara bertajuk Escaping the Middle-Income Trap and Reaching Golden Indonesia 2045: Pathways and Policy Options tersebut, Budi menekankan bagaimana perhatian khusus dalam bidang kesehatan dan pendidikan dapat membantu mengatasi permasalahan middle income trap di Indonesia.
Middle income trap merupakan kondisi ketika negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah, namun terjebak dalam situasi tersebut agar dapat mencapai status negara maju.
“Ini bukanlah soal infrastruktur, bukan juga tentang GNI (gross national income) per kapita. Bagi saya ini simpel, penduduk harus lebih cerdas dan sehat,” ujar Budi membuka pemaparannya.
Budi Gunadi juga menyoroti soal puncak bonus demografi Indonesia yang akan dimulai pada 2030 dan berakhir pada 2035 mendatang. Ia menekankan, pemerintah Indonesia hanya memiliki 6 tahun, waktu yang terbilang singkat untuk keluar dari problem pendapatan rendah, serta ketersediaan pasar tenaga kerja yang relevan dengan keahlian.
“Jika kita gagal membawa Indonesia ke status negara berpenghasilan tinggi antara tahun 2030 dan 2035, di mana puncak populasi kita ada di sana, maka populasi kita akan mulai menua, dan akan sangat sulit bagi Indonesia untuk menembus batas negara berpenghasilan tinggi,” tegas Budi.
Dalam pernyataan terpisah, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (MPPKP) Denni Puspa Purbasari menyoroti hal senada. Melalui pemaparan dengan tajuk Skills Development for Decent Jobs: Experience from Prakerja, Denni memberikan solusi praktis yang ditawarkan oleh Program Kartu Prakerja terkait problem tersebut.
Denni menyoroti soal kesiapan tenaga kerja produktif Indonesia dalam menghadapi puncak bonus demografi pada 2030-2035 mendatang, rentang waktu kritis yang akan dihadapi dalam enam tahun mendatang.
Bonus demografi adalah masa ketika penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibandingkan usia non-produktif atau 65 tahun ke atas.
“Di sini, Prakerja hadir bagi penduduk berusia 18-64 tahun, rentang usia yang sangat panjang untuk diakomodir oleh program kami,” jelas Denni.
Tak hanya itu, Denni juga memberikan pandangan khusus terkait masa kritis usia produktif yang kerap dikesampingkan bagi angkatan kerja produktif di Indonesia.
“Dan kita juga harus menyoroti tentang masa kritis, yakni penduduk berusia 35 tahun. Mengapa? Ketika memasuki usia 35 tahun, angkatan kerja umumnya tidak lagi memiliki keahlian yang relevan saat itu,” ujar Denni.
“Oleh karena itu, kami membuka akses bagi seluruh penduduk usia produktif — terutama bagi angkatan kerja, agar mereka dapat up-skilling maupun reskilling supaya bisa tetap relevan dan adaptif dengan pasar kerja yang tersedia,” sambungnya.
Gagasan serupa juga diperkuat oleh pandangan akademisi dari Lee Kuan Yew School of Public Policy – National University of Singapore Vu Minh Khuong, yang menilai jika pertumbuhan ekonomi ditopang oleh pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Namun, Khuong juga menekankan bahwa pengembangan SDM tidak akan terjadi apabila terfokus pada satu sektor tertentu, melainkan disertai dengan upaya-upaya lain yang selaras dengan visi tersebut.
“Pengembangan sumber daya manusia tidak hanya pendidikan, tetapi juga harus fokus pada kesehatan dan kesejahteraan anak, serta kapasitas dalam berinovasi,” jelas Khuong.
“Tidak hanya dari sisi penawaran, tetapi juga dari sisi permintaan. Jika kita ingin memberikan perhatian lebih pada penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat dan perubahan struktural,” imbuhnya.
Menutup sesi, Wamentan Sudaryono juga memberikan pernyataan yang mengimbau agar seluruh masyarakat dapat bekerja sama mengentaskan permasalahan pendapatan di Indonesia.
“Mari kita bekerja sama menuju masa depan, di mana Indonesia tidak hanya keluar dari persoalan middle income trap, tetapi juga mencapai visi menjadi negara berpendapatan tinggi yang terdepan pada tahun 2045,” pungkas Sudaryono.
Dalam ACIED 2024, Prakerja hadir memberikan gagasan dan solusi mengenai permasalahan middle income trap di plenary session hari ke-2 yang dilaksanakan pada 31 Juli 2024. Sesi ini juga dihadiri oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, Peneliti BRIN Erizal Jamal, serta Akademisi National University of Singapore (NUS) Vu Minh Khuong.
Konferensi ACIED yang diselenggarakan tahunan ini juga dihadiri oleh pejabat level menteri, serta berbagai pemangku kepentingan seperti akademisi, LSM, pimpinan perusahaan, dan rekan media dengan jumlah lebih dari 100 peserta dalam dan luar negeri.
“Konferensi tahun ini sangatlah penting, karena dengan pendekatan multi-pihak, kami mendorong adanya diskusi mendalam, berbagi pengetahuan dan penyampaian praktik terbaik untuk penyusunan rekomendasi kebijakan yang dapat diimplementasikan oleh pemerintahan baru,” ungkap Ketua Panitia Penyelenggara ACIED 2024 Irwanda Wisnu Wardhana.
“Baik dalam kurun waktu setahun, lima tahun maupun dua puluh tahun mendatang, sehingga Indonesia masih berada di jalur yang tepat untuk pencapaian visi Asta Cita sekaligus menjadi nagara berpendapatan tinggi sebelum 100 tahun kemerdekaan”, sambungnya.
Artikel dengan kategori Acara
Prakerja Bahas Keterampilan Masa Depan di Future Leaders Summit
28 Des 2024 2 Menit BacaPrakerja Dorong Peningkatan Produktivitas Angkatan Kerja sebagai Prioritas Nasional
11 Des 2024 4 Menit BacaPrakerja Berkontribusi dalam Konferensi Regional di Vietnam untuk Pendidikan Inklusif
10 Des 2024 3 Menit BacaPrakerja Hadiri Penganugerahan Wenhui Award 2022 di Tianjin RRT
09 Des 2024 3 Menit BacaPrakerja di GovInsider Live Indonesia 2024: Mengupas Sinergi Digital untuk Masa Depan Indonesia
19 Nov 2024 3 Menit Baca