Pengamat Ekonomi: Atasi Tantangan Ketenagakerjaan, Kartu Prakerja Tidak Bisa Sendirian

Artikel Acara


Pengamat Ekonomi: Atasi Tantangan Ketenagakerjaan, Kartu Prakerja Tidak Bisa Sendirian

Acara Kartu Prakerja 21 April 2022 4 Menit Baca
Pengamat Ekonomi: Atasi Tantangan Ketenagakerjaan, Kartu Prakerja Tidak Bisa Sendirian

Dengan potensi besar yang dimilikinya, Kartu Prakerja terbukti efektif menjalankan fungsi sebagai program peningkatan keterampilan angkatan kerja Indonesia, namun program ini tak bisa bekerja sendirian dalam mewujudkan visi ‘Sumber Daya Manusia Unggul Menuju Indonesia Maju 2045’.

Di luar peningkatan skill angkatan kerja yang salah satunya diemban oleh Kartu Prakerja, pemerintah juga harus mempersiapkan strategi untuk penciptaan lapangan kerja lebih luas, termasuk dengan mengundang investasi lebih besar ke dalam negari.

Pernyataan itu disampaikan pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economic (CORE), Yusuf Rendy Manilet, pada ‘Dialog Produktif Kabar Kamis Forum Merdeka Barat 9’ Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis, 23 September 2021.

Rendy menyatakan bahwa Kartu Prakerja merupakan progam unik, yang awalnya didesain bukan untuk pandemi, melainkan dalam visi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Saat ini, Kartu Prakerja telah menjadi bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) klaster perlindungan sosial dan menyediakan pilihan kelas pelatihan yang sangat beragam sehingga dinilai inklusif.

Menurut Rendy, Kartu Prakerja bisa menjadi bantalan sementara di masa pandemi karena peserta mendapatkan pelatihan kompetensi serta insentif yang dapat meningkatkan daya beli.

“Berkat pandemi, masyarakat jadi tahu tentang keberadaan Kartu Prakerja untuk peningkatan keterampilan. Program ini sangat berpotensi menjadi acuan dan pilar pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, serta menjadi sarana inkubasi mendukung upaya pemerintah dalam mencetak wirausaha,” paparnya.

Narasumber lain dalam diskusi ini yakni founder ‘Kita Kompeten’, Ilham Rahmanto. ‘Kita Kompeten’ merupakan salah satu lembaga pelatihan di ekosistem Kartu Prakerja yang berasal dari daerah, yakni Kalimantan Timur.

Ilham Rahmanto menjelaskan, ‘Kita Kompeten’ memberikan pelatihan terkait sektor industrial, khususnya sertifikasi yang menjadi syarat untuk bekerja. Misalnya, sertifikasi keselamatan dan kesehatan Kerja yang penting untuk bekerja di industri minyak dan pertambangan. Selain itu, ‘Kita Kompeten’ berencana membuka pelatihan kewirausahaan.

Tidak berhenti pada pemberian pelatihan, ‘Kita Kompeten’ juga membantu peserta untuk mendapatkan pekerjaan atau mengikuti ujian kompetensi berikutnya yang diakui Badan Nasional Sertifikat Profesi (BNSP). Bantuan tersebut dalam bentuk pendampingan, subsidi, dan juga permodalan.

“Kami berkolaborasi dengan asosiasi terkait industri, seperti asosiasi pengelasan di Kalimantan Timur. Selain itu, kami memberikan subsidi sehingga para peserta pelatihan Prakerja bisa mengikuti sertifikasi kompetensi dari lembaga sertifikasi profesi yang diakui secara nasional dan internasional,” urainya.

Sebagai solusi untuk peserta Kartu Prakerja yang mengalami kendala akses internet, tersedia ‘Rumah Prakerja Kita Kompeten’ yang tersebar di beberapa wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

“Inisiatif menyediakan rumah belajar bersama karena ada masyarakat yang memiliki keterbatasan akses informasi, koneksi, atau paket data. Di rumah tersebut, kami menyediakan wifi, petugas yang membantu, juga fasilitas penunjang kenyamanan,” tutur Ilham.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengapresiasi langkah yang dilakukan lembaga pelatihan seperti ‘Kita Kompeten’ dengan memberikan motivasi dan pendampingan untuk memajukan para peserta pelatihan.

“Dalam pelaksanaannya, Kartu Prakerja menjalin kolaborasi dengan banyak pihak, baik pemerintah maupun lembaga pemberi pelatihan. Kami membuka kesempatan luas bagi semua lembaga pelatihan, baik di pusat maupun daerah, untuk bergabung dalam ekosistem Prakerja,” ungkapnya.

Dipaparkan, Program Kartu Prakerja memberikan dampak signifikan bagi masyarakat khususnya di tengah situasi sulit akibat pandemi COVID-19. Program ini telah memasuki gelombang ke-21 dan menjangkau lebih dari 11,4 juta penerima manfaat dari 514 kabupaten dan kota seluruh Indonesia.

Kartu Prakerja adalah program pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan, diwujudkan dalam bentuk pelatihan yang berlangsung daring di masa pandemi, di samping bantuan sosial tunai. Program ini ditujukan bagi pencari kerja, pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

“Antusiasme masyarakat tiap gelombang selalu tinggi. Hingga saat ini, kami telah menerima sekitar 75 juta pendaftar, yang kemudian diseleksi. Pada Semester I 2021, 99 persen peserta telah menyelesaikan pelatihan Prakerja,” terangnya.

Doktor ekonomi lulusan University of Colorado at Boulder, Amerika Serikat, itu menekankan, tujuan utama program Kartu Prakerja adalah memberikan pancing dalam bentuk pelatihan peningkatkan kompetensi, bukan memberikan ikannya.

“Namun, jika ada peserta yang juga mengharapkan insentifnya, tentu saja itu manusiawi, mengingat kondisi pandemi yang menyulitkan banyak orang. Sebagai upaya pendampingan, kami terus memberikan edukasi, sosialisasi, juga rekomendasi pekerjaan, sesuai keterampilan yang didapatkan peserta saat mengikuti pelatihan,” pungkas Denni.

Dialog selengkapnya dapat disimak di

Banner image laporan 2023